KARYA
ILMIAH
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
THINK PAIR SHARE (TPS)
LAPORAN
DIAJUKAN DALAM MEMENUHI TUGAS
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK
4501)
DISUSUN
OLEH :
NAMA
MAHASISWA : ..........................................
NIM : ..........................................
MASA
REGISTRASI : ..........................................
PROGRAM
STUDI : ..........................................
TAHUN
ABSTRAK
Penelitian Karya Ilmiah
ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar dengan
strategi penggunaan pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) atau
berpikir berpasangan berempat. TPS ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri
serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan dari TPS ini adalah
optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya
satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, TPS ini memberikan
kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk
dikenali dan menunjukan partisipasi mereka kepada orang lain.
Peningkatan
hasil belajar sangat diharapkan, agar siswa memperoleh ketuntasan dalam proses
belajar mengajar. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut tidak terlepas dari
guru, tugas utama dari seorang guru adalah mendidik, mengajar, dan melatih para
siswanya, untuk itu diharapkan guru dapat menggunakan strategi yang tepat dalam
proses pembelajaran
Kata
Kunci
: Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu,
perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan dalam semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang sangat baik adalah
pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para peserta didik nya untuk suatu
profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya.
Peningkatan hasil belajar sangat diharapkan, agar
siswa memperoleh ketuntasan dalam proses belajar mengajar. Untuk meningkatkan
hasil belajar tersebut tidak terlepas dari guru, tugas utama dari seorang guru
adalah mendidik, mengajar, dan melatih para siswanya, untuk itu diharapkan guru
dapat menggunakan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran. Sebagaimana
yang dikemukakan Slameto (2010: 76) belajar yang efisien dapat tercapai apabila
dapat menggunakan strategi yang tepat untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
Sejalan dengan hal ini menunjukkan perlu adanya
pembaharuan dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar. Salah satu upaya untuk memperoleh hasil belajar yang baik dalam
proses pembelajaran adalah pemilihan berbagai strategi atau metode dalam
belajar yang sesuai dengan situasi, baik dari guru maupun siswanya sehingga
tujuan dan hasil pembelajaran yang direncanakan akan tercapai.
Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran guna
meningkatkan hasil belajar siswa, maka penulis akan membahas tentang menggunakan
salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe
TPS ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama
dengan orang lain.
B.
Batasan Masalah
Didalam penulisan karya ilmiah ini,
penulis akan membahas mengenai pengertian model pembelajaran kooperatif dan
tipe Think Pair Share (TPS). Pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan
para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995) mengemukakan dua alasan,
pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan
diri dan orang lain. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut,
maka penbelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan ( Wina
Sanjaya, 2010: 242 ).
Pembelajaran
kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai guru dan mungkin siswa pernah
menggunakannya atau mengalaminya. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar
bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku, dan satu sama lain
saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses
berpikir dan kegiatan belajar. Menurut Wina Sanjaya pembelajaran kooperatif
berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat
dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama
dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam
pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama
untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas
dari pembelajaran kooperatif (Wina Sanjaya, 2010: 244).
Sedangkan Think Pair Share (TPS)
Menurut Anita Lie (2010: 57) berpikir berpasangan berempat dikembangkan
oleh Frank Lyman (Think-Pair-Share)
dan Spencer Kagan (Think-Pair-Square)
sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative
Learning. TPS ini memberi siswa
kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
Keunggulan dari TPS ini adalah
optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya
satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, TPS ini memberikan kesempatan sedikitnya
delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan
partisipasi mereka kepada orang lain.
C.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang menjadi alasan
penulis membuat karya ilmiah ini, penulis membuat karya ilmiah ini dengan
tujuan untuk:
a.
Melengkapi tugas mata kuliah dengan Penulisan
Karya Ilmiah
b.
Mengetahui pengertian atau definisi Pembelajaran
Kooperatif dan Tipe Think Pair Share (TPS)
c.
Mencapai tujuan pendidikan, baik dalam
menanamkan konsep mengembangkan proses berpikir tinggi, mengembangkan nilai dan
sikap dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS)
d.
Penulis dan pembaca merasa terpanggil
untuk menunjukkan keprofesionalnya sebagai guru akan lebih meningkatkan tingkat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
e.
Mewujudkan visi dan misi sekolah yang selalu
berupaya meningkatkan prestasi akademik.
D. Metode Penelitian
Dalam
membuat karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dan
literatur media internet. Penulis mempelajari beberapa buku referensi yang
sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam karya ilmiah ini. Penulis
juga menggunakan metode penelitian, yakni penulis melakukan praktek mengajar di
Sekolah ...............................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Kooperatif
Prosedur
pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya (2010: 248) pada prinsipnya
terdiri atas empat tahap, yaitu :
1.
Penjelasan Materi
Tahap
penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran
sebelum siswa belajar dalam kelompok, yaitu guru memberikan gambaran umum
tentang meteri pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan
memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok.
2.
Belajar dalam kelompok
Siswa
diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk
sebelumnya, pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen.
Menurut Lie dalam Wina Sanjaya (2005) kelompok pembelajaran biasanya terdiri
dari satu orang yang berkemampuan tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang,
dan satu lainya dari kelompok kemampuan kurang. Dalam kelompok heterogen
memberikan kesempatan untuk saling mengejar, meningkatkan relasi dan interaksi,
juga pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar
informasi dan pendapat, mendiskusikan secara bersama, membandingkan jawaban
mereka dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
3.
Penilaian
Penilaian
dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis yang
dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual
nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok akan
memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah
penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama
dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai barsama dalam
kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
4.
Pengakuan tim
Pengakuan tim
adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi
untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuaan dan pemberian
penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tin untuk terus berprestasi
dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan
prestasi mereka.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
melalui fase-fase sebagai berikut:
1.
Fase menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
Kegiatan
yang dilakukan dalam tahap ini adalah guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran yang akan dilakukan. Kemudian
guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat aktif selama proses
pembelajaran.
2.
Fase menyajikan informasi
Sebelumnya
guru telah membuat silabus dan rencana pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan dipelajari. Pada tahap ini guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari secara garis besar, bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam memehami
materi yang akan diajarkan.
3.
Fase mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar
Dalam
tahap ini guru membagi siswa dalam kelompok belajar. Pemilihan anggota kelompok
belajar diperoleh berdasarkan skor yang didapat siswa. Setelah diurutkan, siswa
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 25% kelompok siswa dengan kemampuan tinggi,
50% kelompok siswa dengan kemampuan sedang dan 25% kelompok siswa dengan
kemampuan rendah.
4.
Fase membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Pada
tahap kegiatan kelompok siswa bekerja dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Selama kegiatan
kelompok guru bertindak sebagai fasilitator yang memonitor kegiatan tiap
kelompok dan memotivasi setiap siswa untuk berinteraksi antar sesama teman
sekelompoknya maupun dengan guru.
5.
Evaluasi
Guru
memberikan tes berupa ulangan harian kepada siswa yang dikerjakan secara
individu dalam waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Soal yang dikerjakan
secara individu tersebut akan digunakan untuk melihat nilai perkembangan siswa.
Skor yang diperoleh siswa selanjutnya diproses untuk mentukan nilai
perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
6.
Penghargaan kelompok
Penghargaan
kelompok adalah penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang dihitung
berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang disumbangkan oleh anggota
kelompok. Untuk menentukan skor kelompok tersebut terlebih dahulu dihitung poin
kemajuan siswa.
B.
Think
Pair Share (TPS)
Langkah-langkah
Think-Pair-Share (TPS)
1.
Guru membagi siswa dalam kelompok
berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok.
2.
Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan
tugas tersebut sendiri.
3.
Siswa berpasangan dengan salah satu
rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya.
4.
Kedua pasangan bertemu kembali dalam
kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya
kepada kelompok berempat.
C. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS)
Penulis dapat menyimpulkan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan
Pada
tahap ini peneliti melakukan beberapa langkah:
a. Memilih
suatu pokok bahasan
Untuk
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
b. Membuat
Silabus
c. Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP
yang disusun berdasarkan langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe
TPS
d. Membuat
Lembar Kerja Siswa (LKS)
e. Pembentukan
kelompok
Sebelum
memulai pelajaran kooperatif terlebih dahulu dibentuk kelompok-kelompok
kooperatif yang berjumlah 4-6 orang siswa. Jumlah anggota dalam setiap
kooperatif tipe TPS berjumlah 4 orang, kelompok yang ditentukan ini bersifat
heterogen.
2.
Tahap Penyajian Kelas
Pada tahap penyajian
kelas, kegiatan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
i. Kegiatan
Awal
Fase-1
: Tujuan dan Motivasi
a. Guru
membuka pelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Guru
menghubungkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan dipelajari, yaitu
dengan mengingat kembali pelajaran sebelumnya
c. Guru
memotivasi siswa dengan menyampaikan bahwa akan ada penghargaan yang diberikan
kepada kelompok terbaik selama mengikuti pelajaran
d. Menjelaskan
proses pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara umum
ii. Kegiatan Inti
Fase-2 : Menyajikan Informasi
Guru menjelaskan materi yang akan
diajarkan secara garis besar
Fase-3 : Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok-kelompok belajar
Guru
mengorganisasikan siswa duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan
Fase-4 : Tahap membimbing siswa dalam
kelompok belajar
a.
Guru membagikan siswa LKS yang
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan
b.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memikirkan LKS dan menulis hasil pemikirannya di tempat pengisian yang
tersedia secara individu (Think)
c.
Guru mengorganisasikan siswa untuk
berpasangan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban
yang menurut mereka paling benar atau meyakinkan (Pair)
d.
Guru menyuruh pasangan-pasangan siswa
untuk bergabung dengan kelompok mereka untuk saling bertukar fikiran atas hasil
pekerjaan kelompoknya dan membandingkan jawaban keduanya, jawaban mana yang
dianggap paling baik dan benar
Fase-5 : Tahap evaluasi
Siswa
mempresentasikan jawaban kelompok didepan kelas. Kelompok yang lain diberi
kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi
kelompok tersebut.
iii. Kegiatan Akhir
a. Guru
dan siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran.
b. Guru
memberikan penghargaan kelompok berupa pujian atau tepuk tangan.
c. Guru
memberi siswa kesempatan untuk mengerjakan latihan individu atau latihan
dirumah dengan memberikan pekerjaan
rumah (PR).
3.
Evaluasi
Pada
tahap ini, guru memberikan tes kepada siswa yang dikerjakan secara individu
dalam waktu yang ditentukan oleh guru, tes yang diberikan mencakup semua materi
yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Skor yang diperoleh siswa dalam
evaluasi selanjutnya diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu yang
akan disumbangkan sebagai skor kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok akan
mendapat penghargaan sesuai dengan rata-rata nilai perkembangan anggota
kelompoknya yaitu sebagai kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil penelitian
dalam pembelajaran, maka dapat
disimpulkan, bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe think Pair Share (TPS) ternyata berpengaruh terhadap peningkatan
hasil belajar. Hal ini diketahui dari hasil penelitian penulis berdasarkan
praktek mengajar di Sekolah ..........................................................
B.
Saran
Melalui tulisan ini peneliti memberikan
beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TPS, yaitu sebagai berikut :
1.
Sekolah, Model pembelajaran kooperatif
tipe TPS ini dapat menjadi salah satu
model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah yang
digunakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Guru, yang menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS sebaiknya dapat
membimbing semua aktivitas yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran
kooperatif berlangsung terutama saat membimbing siswa dalam kegiatan kelompok.
3.
Siswa, agar lebih aktif dan mau
berdiskusi serta bekerja sama dengan temannya dalam proses pembelajaran di
kelas, sehingga kondisi kelas menjadi tenang dan terciptanya suasana belajar
yang kondusif dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
4.
Bagi pembaca atau peneliti mungkin karya
ilmiah ini memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan untuk itu diharapkan
kelemahan ini dapat dijadikan sebagai upaya perbaikan selanjutnya bagi peneliti
berikutnya.
Daftar Pustaka
Anita Lie. 2010.
Cooperatif Learning “Mempraktikkan
Cooperatif Learning di ruang-ruang kelas”. Jakarta: PT Gramedia.
Slameto. 2010. Belajar
dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperatif Learning Teori,
Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.
Wina
Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana.
Maaf atas segala kekurangan !
Semoga bermanfaat bagi pembaca ....
Terima kasih.
Lainnya :